Umroh Backpacker 2015 Part 5 – Madinah
Lanjutan dari Part 4
Madinah atau dalam bahasa arab bernama المدينة المنورة yang berarti “Kota yang bercahaya” adalah salah satu dari dua kota suci di Arab Saudi. Pada tahun 622M Nabi Muhammad bersama sahabatnya hirjah dari Mekkah ke Madinah karena kondisi kota Mekkah yang sudah tidak aman lagi untuk berdakwah. Madinah dipilih sebagai tujuan karena beberapa hal, diantaranya karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat juga dari Mekkah (450 km), juga karena kultur orang-orangnya yang lemah lembut, ada relasi bisnis selain tentunya karena perintah dari Allah SWT.
Di Madinah Islam tumbuh dan berkembang ke wilayah lain di semenanjung arab, afrika utara, sebagian eropa, asia dan tentunya mekkah itu sendiri yang pada tahun-tahun pertama hijrah dikuasi kaum Quraisy. Peninggalan bersejarah umat islam di Madinah diantaranya adalah Masjid Nabawi, Masjid Quba dan Masjid Qiblatain. Beberapa surat di dalam Alquran juga dipercaya turun di Madinah. Selain itu di Masjid Nabawi terdapat Makam Nabi Muhammad SAW beserta 2 sahabatnya, Abu Bakar Shiddiq dan Umar Bin Khattab.
Sekarang ini Madinah adalah salah satu dari 13 provinsi yang ada di Arab Saudi. Ibu kota provinsi Madinah adalah Kota Madinah, dengan Gubernur Faisal bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (2016). Faisal? kok kayaknya kenal? Gan Faisal??? hahaha. Dari namanya bisa ditebak kalau Gubernur Faisal adalah anak laki-laki dari Salman, Raja Arab Saudi saat ini (2016), tepatnya putra kelima.
Menurut sensus tahun 2010 populasi penduduk Madinah adalah 1.7 juta jiwa yang tersebar di 7 Muhafazhah (محافظات) , kalau di Indonesia mungkin setingkat kabupaten/kota. Dari 7 Muhafazhah, Kota Madinah adalah yang paling padat penduduknya, dan di kota ini lah gw menghabiskan 3 hari pertama sebelum ke Mekkah.
Di Madinah gw tinggal terpisah dari Jamaah Bogor dan Depok. Sementara mereka nginap di Dallah Toibah Hotel,gw memilih kamar hotel sekelas melati berkapasitas 5 orang (Inget budget). Hotelnya bernama “Najmat Aliman / نجمة الايمان ” dengan tarif yang cukup murah.
Kok ada Ustad Khozin disitu??? Jadi ceritanya tadinya gw mw menginap di hotel yang udah gw booking di Indonesia, cuman Ustad Khozin ternyata belum dapat hotel malam itu, jadinya ya gw batalin bookingan gw dan malam-malam kita berdua menyusuri jalananl Abi Thar Al Gifari طريق ابي ذر الغفاري baca “Toriq Abi Zar Algufariy” cari-cari hostel dan dapetlah hostel Najmat Aliman itu, udah murah, share cost lagi, nikmat mana lagi yang kau dustakaan braaaaayyy???? hahaha
Karena capek dan ngantuk gw akhirnya tertidur. Entah mimpi apa gw kok kayaknya gw beruntung banget. Jadi inget quote yg gw baca di internet yang bunyinya kalau gak salah “Ketika kamu merasa berutung, yakinlah bahwa Doa Ibumu sedang dikabulkan“. Dan saat itu juga mata gw becek, makasih Mamah doa-doanya, anakmu udah selamat *mewek*
Selama di Madinah kegiatan gw dan para jamaah bogor dan depok adalah ibadah, istirahat, kuliner dan tentunya jalan-jalan. Setiap masuk waktu sholat selalu gw usahain untuk sholat berjamaan di masjid karena pahalanya. Terdapat hadist shahih muslim dimana Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِي غَيْرِهِ مِنْ الْمَسَاجِدِ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Shalat di masjidku ini lebih baik dari pada 1.000 kali shalat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Muslim
1.000 kali braaayyy pahalanya… lebih banyak ratusan kali lipat dibanding umur kita. Kalau kelak seseorang meninggal dan masuk neraka, itu mesti nanya kok bisaaaa??? Umat Nabi Muhammad adalah yang paling dijamin masuk surga karena Allah SWT banyak obral pahala buat para muslim; Sholat berjamaah pahalanya x 27, ibadah sunah di bulan puasa sama dengan ibadah wajib, ibadah wajib sendiri pahalanya x 70, apalagi ibadah saat Lailaatul Qadar yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan. Belum lagi beragam jenis puasa sunah yang selain nambah pahala juga bisa menghapus dosa. Banyak brayyy obralannya, ayok berlomba-lomba nimbun pahala, selain tentuny nimbun harta ya braaay…hehe.
Terdapat hadist yang bersabda bahwa antara mimbar dan rumah nabi adalah Raudah atau taman surga, posisi yang mustajab untuk berdoa, sehingga area berkarepet hijau ini selalu penuh sesak setiap saat. Perlu perjuangan (antri berdesak-desakan) untuk bisa berdoa disini.
Foto di atas gw yang ngambil (sebenernya gak boleh, ada askar yang siap negur kalo ngebandel). Seperti jamaah yang lain, disitu gw sholat, baca quran dan juga berdoa untuk diri sendiri, keluarga, dan semuaya.
Suasana Masjid Nabawi menjelang buka puasa senin/kamis
Setiap senin dan kamis masjid nabawi nyediain tajil gratis buat para jamaahnya. Menu tajilnya ada kue bolu, kurma dan kopi arab. Kue dan kurmanya enak bray, kopinya doang yg kagak suka, gak tahu kenapa. Minumannya kok gak ada? Tenang, minuman ada bray, menunya air zam-zam. Minum dah sampe puas, gratis!
Untuk urusan komunikasi (baca: internetan) gw pake operaor lokal “Zain”, kayaknya sih yang satu grup samaAxis , karena logonya gak jauh beda. Harganya murah untuk paket data 2 GB (sayangnya gw lupa berapa harganya). Internetan pake ini lumayan cepet, youtube anti buffer, whatsapp lancar, video call sama emak di kampung juga gak putus nyambung kayak lagunya si Rafi Ahmad.
Pagi-pagi biasanya resto-resto belum pada buka, tapi tenang bray karena kayak di Indonesia, ada kantin yang jualan susu dan teh panas plus roti di sekitaran Masjid Nabawi.
Resto-resto buka agak siangan dan bukanya sampe malem.
Porsinya??? Dijamin kenyang!
Di Samping Masjid Nabawi terdapat Baqi, makam peristirahatan para keluarga dan sahabat nabi.
Ada kejadian lucu pas lagi duduk-duduk ngeteh di area kantin gak jauh dari Nabawi. Ada Seorang Bapak beperawakan tinggi bersama ketiga anaknya lagi nyari tempat duduk yang masih kosong. Dari fitur wajahnya sih kayanya orang timteng. Segera gw geser posisi duduk dan mempersilahkan si bapak dan anak-anaknya duduk.
“You can have my seat” gw bilang sok-sok inggris. “Where do you come from?” (udah yakin masih nanya, ya kali aja doi turis juga kayak gw kan?). Dan bener aja, si Bapaknya menjawab:
“Depok”
“Oh me too.. eh saya juga , saya dari Ragunan, Jaksel Pak. Wah kebetulan banget ya Pak” sambung gw. Dan pagi itu pun gw punya temen ngobrol baru. Si Bapak-Bapak ini yang gw lupa namanya asli Depok, pindah ke UAE dan kerja di sektor Migas disana. Di sini dia lagi liburan sekaligus ngajak anak-anaknya umroh. Luar biasa ya, semoga gw bisa kayak si Bapak ini kelak, at least ngajak bonyok umroh aja dulu, amin.
City Tour di Madinah seperti tour-tour jamaah umroh pada umumnya, gak jauh-jauh dari Jabal Uhud, Masjid Quba, Masjid Qiblatain dan terkahir perkebunan qurma (yang ini gw yakin pesan sponsor). Jabal Uhud artinya Gunung yang menyendiri, tapi bukan karena ini gw datang kesini ya, tapi karena sejarahnya. Di Gunung ini pernah terjadi pertempuran besar antara 700 kaum muslimin vs 3000 kaum kafir quraisy. 70 sahabat nabi diperkiran syahid dalam peperangan ini, diantaranya paman nabi sendiri, Hamzah bin Abdul Muthallib.
Selesai city tour, sorenya kita berkemas dan check out hotel untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan utama gw ke Arab Saudi, Ka’bah.
Bersambung